Sunday, May 8, 2011

Misy’al: Hamas Siap Kerjasama Strategis Dengan Mesir


Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Misy’al, bersama sejumlah tokoh Hamas bertemu dengan para intelektual Mesir di Kairo, Jumat (6/5) dalam agenda pertemua setelah penandatanganan kesepakatan rekonsilasi yang disponsori Mesir.

Misy’al mewakili Hamas dan rakyat Palestina menyampaikan ucapan terimakasih kepada pimpinan dan rakyat Mesir atas upaya mereka menyukseskan rekonsiliasi Palestina, menurutnya Mesir telah menjadi contoh yang sukses dan berhasil melakukan revolusi rakyat.

Misy’al berharap Mesir dapat kembali melakukan perannya sebagai pimpinan di kawasan. Hamas siap bekerjasama dengan Mesir seputar strategi dan taktik. Salah satu tanggung jawab baru Mesir yang kami harapkan adalan menentukan strategi baru untuk perjuangan.

Pimpinan Palestina ini menambahkan, “Revolusi Mesir telah menciptakan spirit kesepahaman Palestina yang membawa kepada rekonsiliasi, Kami berharap Mesir kembali melakukan perannya.”

Menurutnya harga yang dibayar Hamas untuk menyukseskan rekonsiliasi merupakan bukti keseriusan Hamas. Ia menegaskan perlunya partisipasi elemen Palestina dalam kebijakan militer, keamanan dan politik.

Menjawab pertanyaan terkait aksi 15 Mei mendatang, Misy’al menegaskan dukungannya terhadap aksi massa yang akan menjadi faktor kuat dalam membentuk rintangan bagi penjajah Israel.

Mengenai perlintasan Rafah dan situasi di Gaza, Misy’al menyebutkan bahwa diskusi masih berlangsung antara Hamas dan Kairo. Saat ini Hamas melihat adanya spirit yang baik di kalangan pejabat Mesir.

Sementara itu para peserta pertemuan menyambut baik dan mendukung kesepakatan rekonsiliasi, mereka berharap semoga sukses dan bisa diterapkan di lapangan, mereka memuji konsistensi Hamas dan sikap perjuangannya.

Pertemuan ini dihadiri sejumlah tokoh Mesir, antara lain tokoh agama, hukum, media dan seniman. Seperti Mantan Asisten Menlu Mesir, Abdullah Asy’al, Jurnalis senior, Hamdi Qindil, Politisi Majdi Husain, Seniman Mesir Abdul Aziz Makhyun, Arbiter Internasional, Dr. Ali Ghatit, Pengamat Hukum Internasional, Hasan Umar, Aleg Jamal Zahran dan Direktur Manajemen Timur Tengah, Syarif Diwani. (qm)





No comments:

Post a Comment